Thursday, April 7, 2011

(non) omnes viae romam ducunt.

originally posted on http://autregenre.multiply.com/ 7th april 2011

***

(warning: omongan berat)

kalimat itu adalah versi latin pribahasa yang udah cukup terkenal di kalangan kita, "banyak jalan menuju roma". sebenernya, kalimat "omnes viae romam ducunt" itu arti harafiahnya "semua jalan mengantar ke roma".

di judul entry, sebelum kata "omnes" yang berarti "semua" (asal kata: "omnis", adj, nom. m.f. sg.; "omnes", adj, nom. m.f. pl.) *---> linguistik colongan :P*, gw menyisipkan kata "non" yang berarti tidak. maknanya berubah jadi "(tidak) semua jalan mengantar ke roma". "(tidak) banyak jalan menuju roma".

mengapa gw sisipkan kata tidak? karena sekarang gw sedang meragukan relevansi (dan, kalau perlu, validitas) dari peribahasa ini.

sebelumnya gw merasa bangga gw memiliki mindset yang berbeda dari konvensi.. karena terkadang itu membuat gw merasa gw punya identitas. gw unik. misalnya, saat orang-orang lain berpikir "cablak" dan "cabul" memiliki konotasi "negatif", gw berpikir kalo dua kata itu cuma kata lain (yang dekonstruktif) dari "jujur" dan "berjiwa bebas".

cuman belakangan ini, kok gw jadi sedih kenapa gw punya mindset yang berbeda.

kenapa gw harus sedih? karena gw takut. apa yang gw takutkan? gw takut "perbedaan" gw dipandang sebelah mata. (ini berarti, gw rada peduli apa yang orang lain pikirkan tentang gw)

di lingkungan di mana gw hidup sekarang, perbedaan menimbulkan masalah. sebenarnya natural. cuman ketika dibesar-besarkan, itu masalah sebenernya. apalagi kalo sampe pihak yang "commun" "berusaha" "menanamkan" karakteristiknya ke yang "different". di situlah gw mikir, lho, bukannya ada peribahasa "banyak jalan menuju roma" ya?

well, secara idiomatis, peribahasa tersebut berarti "ada banyak jalan untuk mencapai satu tujuan". karena manusia hidup dalam "komun"itas-"komun"itas yang disebut kemasyarakatan, bisa diartikan manusia punya tujuan yang "sama". (komunitas sendiri kan dari commun- + -itas; akar katanya "communis", bahasa latin, yang berarti "sama") toh melihat data ini, bukannya peribahasa itu bisa valid? dan orang-orang harusnya memaklumi perbedaan karena toh tujuan kita sama?

jadi mengapa orang-orang perlu berheboh-heboh ria mem"propaganda"kan sebuah sistem nilai? kenapa orang harus mempromosikan apa yang dia yakini dan berkata "yang 'benar' ini, lho, selain ini 'salah'." toh, at least i perceive it that way, itu cuma jalan yang berbeda, kan. kenapa dipersoalkan kalo ada peribahasa "omnes viae romam ducunt?"

sampai suatu titik gw membaca sekilas beberapa halaman sebuah buku, yang sepertinya berkata bahwa (moga-moga gw salah paham, amin), "manusia dewasa percaya pada keyakinan dan tradisi komunitasnya."

right. that explains just anything. dalam "komun"itas, ternyata diinginkan bahwa semuanya "komun". semuanya "sama". "sepaham". ternyata diinginkan bahwa "yang 'benar' ini, lho, selain ini 'salah'." tertanam di setiap komponen komunitas.

okay then. mungkin seharusnya gw ga pusing. gw tinggal ikutin apa yang komunitas pingin, percaya apa yang komunitas percayai, dan berpola pikir seperti seluruh komponen komunitas. gampang kan.

yang jadi pertanyaan gw,

kenapa gw merasa kok rendahan banget gw harus begitu? kenapa gw merasa manusia itu punya kreativitas dan daya pikir yang bebas berkembang? kenapa gw merasa "ada banyak jalan menuju roma", toh masyarakat berpikir "yang 'benar' cuma ini"? kenapa harus ada peribahasa "banyak jalan menuju roma"?

toh ga banyak jalan menuju roma kan?



and, my questions need answers..


*n.b.: entry ini adalah hasil bengong di sore hari, sendirian. pesan layanan masyarakat: jangan suka bengong sore-sore. :D :D :D*